nusakini.com--Indonesia sebagai ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) terus mendorong upaya pemanfaatan kerja sama di Samudera Hindia, melalui forum tukar pendapat yang konstruktif dalam bentuk simposium internasional. 

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir, saat membuka Simposium Internasional bertajuk The 20th Anniversary of IORA: Learning From The Past And Charting The Future di Hotel Hyatt Regency, Yogyakarta. "Kebiasaan berdiskusi dan bekerja sama adalah dasar dari pembentukan IORA" ujar Wamenlu Fachir. 

"Kita ingin agar semua pemangku kepentingan ikut terlibat melihat arti penting dari kerja sama kawasan Samudera Hindia" tegas Wamenlu Fachir. 

Wamenlu Fachir juga menegaskan mengenai perlunya IORA untuk terus memberikan keuntungan yang nyata bagi masyarakat di kawasan dengan mengurangi jurang pembangunan dan meningkatkan daya saing. 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal IORA K.V. Bhagirath dalam pidato pembukaanya juga menggaungkan mengenai peran potensial IORA dalam mengembangkan ekonomi bagi masyarakat di kawasan Samudera Hindia. 

"Simposium ini merupakan forum untuk memformulasikan rekomendasi yang baik untuk pengembangan IORA" kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Dr. Siswo Pramono. 

Selama dua hari (14-15/09/16), Kementerian Luar Negeri mengadakan Simposium Internasional dengan mengundang para pemangku kepentingan (stakeholders) dari dalam dan luar negeri di berbagai bidang untuk memperkuat kerja sama antar negara di kawasan Samudera Hindia.  

"Simposium ini merupakan kesempatan (bagi pemangku kepentingan) untuk membahas tiga isu utama dalam pengembangan IORA, promosi kerja sama ekonomi, penguatan arsitektur regional, dan meningkatkan kerja sama sosial budaya" pungkas Wamenlu Fachir. 

IORA merupakan organisasi negara-negara pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. IORA berdiri pada Maret 1997 dan saat ini beranggotakan 21 negara (Australia, Afrika Selatan, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Sri Lanka, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Tanzania, Thailand, Persatuan Emirat Arab, Yaman, dan Somalia) dan 7 negara mitra wicara (Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jepang, Jerman, Tiongkok, dan Mesir). Organisasi ini dilandasi pada prinsip regionalisme terbuka untuk memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya memfasilitasi perdagangan, investasi, parawisata, dan promosi kerjasama pembangunan sosial di kawasan.(p/ab)